8 Alasan Untuk Study di Belanda

External links - Jquery Belanda mempunyai hubungan historis yang sangat kuat dengan negeri kita (Indonesia) karena selama 350 tahun negeri Belanda menjajah negeri kita. Banyak sekali benda - benda bersejarah milik Indonesia yang kini berada di "Negeri Kincir Angin" tersebut. Tak hanya benda - benda bersejarah yang banyak diboyong ke sana bahkan budaya kita juga banyak yang juga diboyong di sana. Bahkan untuk memperdalam ilmu tentang bahasa Jawa .........

Rawon, Black Soup from Surabaya

External links - Jquery Black In News : Sudah menjadi suatu kebiasaan bahwa di setiap kota yang ada di Indonesia pastinya mempunyai kekhasan kuliner yang berbeda dengan kota - kota lainnya. Nah, kalau di Surabaya, Kota yang mendapat julukan sebagai Kota Pahlawan dan juga merupakan...

Malang dan Semarang, Kota Tujuan Berikutnya dari BIA Goes to Campus

External links - Jquery Djarum Black memang punya program CSR yang benar - benar keren. Setelah menggelar BIA Goes to Campus di Kota Gudeg (Jogja) dan Kota Kembang (Bandung), BIA Goes to Campus akan kembali menggelar acaranya. Kota tempat penyelenggarannya adalah Kota Malang, di Univ. Brawijaya tanggal 11 Maret 2010 pukul 12.30. Acara ini akan menghadirkan narasumber....

Cara Djarum Merangkul Perokok Pasif

Thumbnail image that says sleek button using photoshop that links to a Photoshop tutoril. Hal seperti juga dilakukan oleh salah satu produsen rokok yang terbesar di Indonesia yakni PT. Djarum. Sebagai produsen rokok, maka setiap hari pastinya memproduksi jutaan rokok. Akan tetapi, PT Djarum, seperti juga produsen rokok yang lainnya juga mempunyai kepedulian terhadap masyarakat yang tidak merokok (perokok pasif). Dengan program CSR (Corporate Social Response) yang bermaca - macam, PT. Djarum.....

Saturday, February 27, 2010

Sejarah Rokok (di Dunia dan Indonesia)

Pepatah mengatakan "tak kenal, maka tak sayang". Akan tetapi saya agak sedikit heran bagi mereka, para penggemar rokok, kok bisa ya gemar rokok, padahal kan kebanyakan mereka belum tahu sejarah rokok itu sendiri. Nah, kali ini saya akan sedikit mengulas tentang sejarah rokok di dunia dan di Indonesia.


Di Dunia :
Warga asli benua Amerika (Maya, Aztec dan Indian) mengisap tembakau pipa atau mengunyah tembakau sejak 1000 sebelum masehi. Kru Columbus membawanya ke “peradaban” di Inggris dan perdagangan tembakau dimulai sejak tahun 1500-an, terutama tembakau Virginia dan masih eksis hingga detik ini.

Manusia di dunia yang merokok untuk pertama kalinya adalah suku bangsa Indian di Amerika, untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad 16, Ketika bangsa Eropa menemukan benua Amerika, sebagian dari para penjelajah Eropa itu ikut mencoba-coba menghisap rokok dan kemudian membawa tembakau ke Eropa. Kemudian kebiasaan merokok mulai muncul di kalangan bangsawan Eropa. Tapi berbeda dengan bangsa Indian yang merokok untuk keperluan ritual, di Eropa orang merokok hanya untuk kesenangan semata-mata. Abad 17 para pedagang Spanyol masuk ke Turki dan saat itu kebiasaan merokok mulai masuk negara-negara Islam.


Di Indonesia :
Kisah kretek bermula dari kota Kudus. Tak jelas memang asal-usul yang akurat tentang rokok kretek. Menurut kisah yang hidup dikalangan para pekerja pabrik rokok, riwayat kretek bermula dari penemuan Haji Djamari pada kurun waktu sekitar akhir abad ke-19. Awalnya, penduduk asli Kudus ini merasa sakit pada bagian dada. Ia lalu mengoleskan minyak cengkeh. Setelah itu, sakitnya pun reda. Djamari lantas bereksperimen merajang cengkeh dan mencampurnya dengan tembakau untuk dilinting menjadi rokok.

Kala itu melinting rokok sudah menjadi kebiasaan kaum pria. Djamari melakukan modifikasi dengan mencampur cengkeh. Setelah rutin menghisap rokok ciptaannya, Djamari merasa sakitnya hilang. Ia mewartakan penemuan ini kepada kerabat dekatnya. Berita ini pun menyebar cepat. Permintaan "rokok obat" ini pun mengalir. Djamari melayani banyak permintaan rokok cengkeh. Lantaran ketika dihisap, cengkeh yang terbakar mengeluarkan bunyi "keretek", maka rokok temuan Djamari ini dikenal dengan "rokok kretek". Awalnya, kretek ini dibungkus klobot atau daun jagung kering.

Sepuluh tahun kemudian, penemuan Djamari menjadi dagangan memikat di tangan Nitisemito, perintis industri rokok di Kudus. Bisnis rokok dimulai oleh Nitisemito pada 1906 dan pada 1908 usahanya resmi terdaftar dengan merek "Tjap Bal Tiga". Bisa dikatakan langkah Nitisemito itu menjadi tonggak tumbuhnya industri rokok kretek di Indonesia.

Menurut beberapa babad legenda yang beredar di Jawa, rokok sudah dikenal sudah sejak lama. Bahkan sebelun Haji Djamari dan Nitisemito merintisnya. Tercatat dalam Kisah Roro Mendut, yang menggambarkan seorang putri dari Pati yang dijadikan istri oleh Tumenggung Wiroguno, salah seorang panglima perang kepercayaan Sultan Agung menjual rokok "klobot" (rokok kretek dengan bungkus daun jangung kering) yang disukai pembeli terutama kaum laki-laki karena rokok itu direkatkan dengan ludahnya.

Waduh, ternyata rokok di Indonesia awalnya berawal dari Kudus. Kalau begitu layaklah jika salah satu perusahann roko asal kudus dengan produksinya Djarum Black, Djarum Black Menthol,  Djarum Black Slims, dll menjadi salah satu produsen roko terbesar di Indonesia.

0 comments:

Post a Comment | Feed

Post a Comment



 

Copyright © 2010 catatankuw.blogspot.com